Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Peran CIA Dibalik Sejarah dan Pemberontakan Di Indonesia

Diskursus tentang CIA dan peranannya dalam perjalanan sejarah bangsa ini kembali mengemuka ketika buku Tim Werner berjudul “Legacy of Ashes” diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan menyinggung tentang direkrutnya Adam Malik menjadi agen CIA. Polemik pun merebak. Ada yang percaya, ada yang tidak. Dan seperti juga kasus lainnya di negeri ini, kontroversi itu pun segera menguap, berakhir tanpa ending yang jelas. Fakta inilah yang membuat banyak orang luar menyebut bangsa ini memiliki memori yang amat pendek. Di sini Kami tidak secara khusus menyoroti polemik tersebut, namun Kami akan mencoba untuk menelusuri jejak-jejak CIA di dalam merecoki perjalanan sejarah Indonesia sampai kini. Semoga apa yang Kami paparkan bisa menambah wawasan dan meningkatkan kewaspadaan kita semua. Amien. Negasi Komunisme --- Kemenangan kaum komunis dalam Revolusi Merah Oktober 1917 telah mencemaskan AS. Sejak itu pula, AS merancang satu strategi untuk menghancurkan Rusia. “Tanggal 8 Januari 1918, Presiden AS

UTANG LUAR NEGERI

  A. LATAR BELAKANG Pemberian  utang  luar  negeri  diawali  pasca  Perang  Dunia  II  dimana negara-negara  di wilayah  utara, bank-bank  swasta serta lembaga  keuangan internasional memberikan pinjaman kepada negara-negara dunia ketiga yang memiliki keinginan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Sebagai salah satu negara ketiga, Indonesia  juga memiliki utang luar negeri diawali sejak era orde lama hingga saat ini. Awalnya utang tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan namun dikemudian hari selain untuk pembiayaan pembangunan, utang luar negeri juga merupakan tambahan pembiayaan     defisit     anggaran     guna     memacu     pertumbuhan     ekonomi     yang diinginkan. Posisi utang luar negeri Indonesia sampai akhir Maret 2010 mencapai US$180,7 miliar atau setara dengan Rp1.628,4 triliun (patokan kurs=Rp9.012/ US$). Utang ini didominasi utang Pemerintah sebesar US$95,1 miliar, utang swasta sebesar US$75,1 miliar, dan utang Bank Indonesia  sebesar US$10,5 miliar.